Alergi debu disebabkan oleh berbagai alergen yang terdapat di dalam debu, seperti tungau debu, kotoran kecoa, spora jamur, dan bulu hewan peliharaan. Meski partikel-partikel ini tidak berbahaya bagi kebanyakan orang, sistem kekebalan tubuh penderita alergi menganggapnya sebagai ancaman, layaknya bakteri atau virus, yang membuat tubuh bereaksi dengan memicu respons imun yang berlebihan. Respons inilah yang kemudian muncul sebagai gejala alergi.
Gejala Alergi Debu
Alergi debu cukup umum terjadi, tetapi gejalanya bisa berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala ringan, sementara yang lain bisa merasakan reaksi yang lebih berat. Alergi memang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tetapi gejalanya bisa dikendalikan dan dicegah agar tidak sering kambuh. Simak berbagai gejala alergi debu dan cara mengatasinya berikut ini.
Bersin dan Hidung Berair
Ciri-ciri orang alergi debu yang paling umum adalah bersin-bersin terutama setelah terpapar debu. Gejala ini biasanya terjadi secara berulang dan terus-menerus. Selain itu, hidung cenderung memproduksi lendir berlebih, sehingga menjadi berair seperti saat sedang pilek.
Hidung Tersumbat
Ketika alergen pada debu terhirup dan masuk ke saluran pernapasan, sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan melepaskan histamin, yang menyebabkan peradangan pada rongga hidung. Inilah yang membuat hidung menjadi tersumbat. Kondisi ini bisa langsung mereda setelah alergen hilang. Namun, pada sebagian orang, gejala bisa bertahan lebih lama, bahkan hingga berminggu-minggu dan tentunya mengganggu aktivitas sehari-hari.
Mata Merah, Gatal, atau Berair
Gejala alergi debu juga sering muncul pada mata. Mata menjadi merah, terasa gatal, dan berair. Dalam kondisi yang lebih parah, mata bisa terasa perih atau bahkan membengkak. Meski umumnya tidak berbahaya, kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa hari dan cukup mengganggu kenyamanan serta produktivitas.
Batuk
Salah satu gejala umum dari alergi debu adalah batuk-batuk, tetapi berbeda dari batuk karena flu. Batuk yang disebabkan alergi debu biasanya bersifat kering dan berlangsung selama lebih dari tiga minggu. Gejala ini juga kerap disertai dengan bersin-bersin dan mata yang berair.
Sesak di Dada
Paparan debu bisa menyebabkan rasa nyeri dan sesak di dada, terutama pada penderita asma dan rhinitis alergi. Gejala ini terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan. Selain itu, pengidap asma juga bisa mengalami gejala alergi pada kulit, seperti timbulnya ruam dan rasa gatal, serta bersin-bersin yang berulang.
Baca Juga! 8 Vacuum Cleaner Anti Tungau Terbaik, Rumah Bersih Bebas Alergen
Cara Mengatasi Alergi Debu
Alergi debu tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, hanya bisa diatasi dan dihindari pemicunya supaya tidak sering kambuh. Cara terbaik untuk mencegah kambuhnya alergi debu adalah menghindari paparan debu. Jika gejala sudah timbul, dokter biasanya meresepkan obat untuk mengatasinya. Berikut ini beberapa cara mengatasi alergi debu yang bisa Anda lakukan.
Bersihkan Rumah dengan Vacuum Cleaner
Untuk mengurangi paparan debu, tentunya harus membersihkan rumah secara rutin. Supaya lebih efektif dan bersih menyeluruh, gunakan vacuum cleaner yang dilengkapi dengan HEPA filter. Jenis filter ini mampu menangkap alergen kecil seperti tungau debu, serbuk sari, dan bulu hewan peliharaan, yang menjadi pemicu alergi. Bersihkan lantai dan area-area yang sering menjadi sarang debu seperti sofa, kasur, gorden, serta sudut-sudut ruangan.
Gunakan Air Purifier
Air purifier atau alat pemurni udara sangat membantu dalam menyaring alergen supaya kualitas udara di dalam ruangan tetap baik. Pilih air purifier berkualitas yang juga telah dilengkapi dengan teknologi HEPA filter. Penggunaan air purifier membantu menjaga kualitas udara tetap bersih dan bebas dari partikel pemicu alergi, sehingga akan mencegah reaksi alergi kambuh kembali. Pastikan juga untuk mengganti filter secara berkala agar fungsinya tetap optimal.
Hindari Penggunaan Karpet
Karpet memang memberikan kenyamanan ekstra, tetapi juga bisa menjadi tempat ideal bagi debu dan tungau untuk berkembang biak. Meski terlihat bersih, karpet seringkali menyimpan banyak alergen di dalam serat-seratnya. Sebaiknya, hindari penggunaan karpet sebagai langkah pencegahan supaya alergi tidak sering kambuh. Jika memang ingin menggunakan karpet, pilihlah permadani tipis yang mudah dicuci atau dibersihkan menggunakan alat penyedot debu.
Pengobatan
Jika gejala sudah muncul, cara mengatasi alergi debu adalah dengan pengobatan. Antihistamin biasa diresepkan sebagai obat alergi debu untuk meredakan gejala seperti bersin, gatal, dan hidung meler. Obat semprot hidung kortikosteroid juga bisa membantu mengurangi peradangan pada saluran pernapasan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan imunoterapi atau suntikan alergi untuk membantu tubuh membangun toleransi terhadap alergen.
Itulah gejala alergi debu yang perlu Anda waspadai dan cara mengatasinya. Gejala alergi debu bisa ringan hingga cukup berat, tergantung kondisi masing-masing individu. Supaya kondisi ini tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya, salah satunya dengan rajin membersihkan rumah menggunakan vacuum cleaner.
Lakukan pembersihan menggunakan vacuum cleaner setidaknya dua hingga tiga kali seminggu agar jumlah debu di rumah tetap terkendali. Berinvestasi pada vacuum cleaner dengan HEPA filter, seperti produk-produk Tineco, patut dilakukan oleh para penderita alergi debu. Supaya rumah bebas dari alergen dan alergi debu tidak sering kambuh, Anda bisa membeli vacuum cleaner Tineco di Website. Dapatkan jaminan produk asli, harga promo dan kemudahan pembayaran.